Dion melempar undangan berwarna merah itu keatas meja dengan kesal.
“DAMN!! Wulan menikah!”
Dion membanting tubuhnya ke sofa apartmentnya. Ia sangat kesal menghadapi kenyataan itu. Wulan,wanita pertama yang dicintainya, telah menikah dan sekarang dengan tega mengundang dirinya.
Dion menghela nafas kesal. Ia melirik kearah undangan itu dan membacanya sepintas lalu.
15 juli. Mhmm… Sabtu minggu ini pikir Dion
***
Dion terpana.
Nafasnya tertahan.
Selama beberapa detik, dia tidak bisa mengalihkan matanya dari sosok cantik bergaun hijau tosca tak jauh dari tempatnya berdiri.
Dion memutuskan untuk datang ke resepsi Wulan. Ia mau membuktikan kepada Wulan bahwa dia telah melupakan wanita itu, meski sampai saat ini belum ada yang menggantikan Wulan di hatinya.
Wanita yang ditatap Dion menoleh. Ia tersenyum dan mengangguk pelan.
Dion mendekatinya dan menyapanya
“Halo…”
“Hai,on. Apa kabar?” wanita itu mengacungkan tangan kanannya.
Dion heran karena tidak ingat wanita itu sama sekali, tapi sikap wanita itu seakan telah mengenalnya lama. Dion menjabat tangan dan terpana dengan lembutnya tangan wanita itu.
“Baik” jawab Dion gugup
Senyum wanita itu semakin berkembang. Ia menarik pelan tangannya dari tangan Dion.
“Sendiri?” tanya wanita itu
Dion tertawa malu. “Iya”
Dion ingin bertanya lebih lanjut kepada wanita itu,tapi suara gending jawa yang menandakan pengantin datang menghalangi niatnya.
Betapa kagetnya Dion ketika melihat iringan pengantin. Wulan jalan berdampingan dengan Teddy. Teddy adalah rivalnya semasa kuliah. Dion tak sadar menghela nafas kesal.
“cemburu ya?” bisik wanita disebelahnya.
Dion menoleh kaget.
“Tidak nyangka ya? Mereka akhirnya menikah juga” ucap wanita itu tetap memandang iringan pengantin.
Dion menatap lekat wanita disampingnya. Terus berpikir mengingat siapakah wanita itu.
Wanita itu akhirnya menoleh menatap Dion.
“Maaf, anda ini siapa ya?” tanya Dion
Senyum wanita itu berubah menjadi tawa pelan.
***
As_3d